Bertempat di GOR Pemuda Jatinegara Jakarta Timur, pada tanggal 11 - 15 Agustus 2009 telah diselenggarakan Kejuaraan Nasional Gulat Senior tahun 2009 sekaligus sebagai ajang seleksi bagi Kontingen Gulat Indonesia dalam Sea Games di Laos bulan Desember 2009 nanti. Tim Jawa Tengah mengikuti kegiatan tersebut dengan kekuatan 10 pegulat. Mereka adalah Tristiyan, Sugiarto, Rizky Fani Affandi, Ngabdi MM, Ukky Juli untuk Gaya Grego Romawi dan Dodo Nugroho, Loudy Wahyu, Budi Manggiyo, Catur Jarot dan Jumain bertarung di Gaya Bebas. Tim Jateng di "pandegani" oleh pelatih Drs. Sujarwo, M.Pd dan Iskandar, S.Pd. Karena Kejurnas kali ini berlebel seleksi Tim Sea Games, maka setiap daerah peserta mengirimkan para pegulat tangguhnya sehingga pergulatan berlangsung seru dan seimbang. Dan dapat dipastikan tidak ada pegulat yang meraih kemenangan dengan mudah tetapi harus dengan perjuangan yang tidak kenal lelah sampai babak terakhir, bahkan sering untuk menentukan pemenangnya harus dilanjutkan sampai babak ketiga.
Kontingen Jateng berhasil membawa pulang 3 medali yaitu Tristiyan juara III kelas 50 Kg gaya Grego dan Ngabdi MM berhasil menjadi yang terbaik di kelas 66 Kg Gaya Grego. Sedangkan Jumain berhasil menjadi Juara I kelas 84 Kg Gaya Bebas sekaligus menyabet predikat sebagai Pegulat Terbaik Gaya Bebas dalam Kejuaraan ini. Kepada para Juara diberikan Medali Kejuaraan dan Piagam Penghargaan serta Tropy kepada Pegulat Terbaik. Sebagai penghormatan kepada Kontingen Jawa Tengah, maka kepada Drs. Sujarwo, M.Pd diberi penghargaan untuk mengalungkan medali kepada para Juara kelas 84 Kg gaya Bebas.
Jumat, 25 September 2009
Kamis, 05 Maret 2009
Selasa, 20 Januari 2009
PTK senam
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan hasil tes awal sebagian besar siswa kelas VII B SMP Negeri 3 Guntur Kabupaten Demak, kemampuan melakukan guling belakang dapat dikatakan masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes awal yang diberikan kepada siswa kelas VII B yang berjumlah 40 siswa, sebanyak 33 siswa atau 82,5 % tidak mampu mendapat nilai 65 sebagai batas tuntas dalam Kriteria Ketuntasan Minimal. Dugaan sementara yang menyebabkan keadaan seperti ini adalah pemberian materi senam khususnya senam lantai guling belakang dalam jenjang sekolah sebelumnya masih jarang diberikan. Sehingga sebagian besar siswa belum mengenal gerakan guling belakang.
Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Penjas Orkes khususnya pada materi yang cukup sulit seperti guling belakang ini diindikasikan karena guru tidak profesional yaitu materi disajikan secara seadanya dan kurang mendalam. Hal tersebut diperparah oleh kondisi sekolah yang tidak mendukung dengan tidak menyediakan fasilitas pembelajaran dan adanya pandangan yang keliru oleh sebagian Kepala Sekolah yang menganggap mata pelajaran Penjas Orkes hanya sebagai mata pelajaran pelengkap saja.
Seluruh materi dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan disajikan dengan tujuan untuk membantu siswa agar memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif. Adapun implementasinya perlu dilakukan secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan yang pada akhirnya siswa diharapkan dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri dan menghargai manfaat aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup seseorang, sehingga terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup aktif.
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas sangat dibutuhkan seorang guru yang profesional yang mampu merencanakan pembelajaran, mampu menyajikan pembelajaran, mampu melaksanakan penilaian pembelajaran, mampu menganalisis hasil penilaian serta mampu melaksanakan program perbaikan dan pengayaan sesuai dengan mata pelajaran yang diampu.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, dalam memberikan materi guling belakang pada senam lantai perlu dicarikan strategi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan siswa dan perkembangan zaman yaitu pembelajaran yang kontektual ( CTL / Contextual Teaching and Learning ). CTL adalah proses pembelajaran yang berkaitan erat dengan situasi nyata siswa di lapangan, sehingga siswa mampu mengkontruksi pengetahuan, ketrampilan dan sikap berdasarkan pada pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Dari pengalaman penulis dalam mengajar selama ini, kebanyakan siswa merasa takut untuk melakukan guling belakang secara sendiri-sendiri. Rasa takut itu lebih mengarah kepada perasaan takut cidera karena salah dalam melakukan gerakan. Untuk itu dipilih metode bantuan teman. Dalam metode ini seorang siswa secara tidak langsung membantu siswa lain dalam melakukan guling belakang. Atas dasar ancangan berpikir ini, pokok masalah yang dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah cara penyajian pembelajaran dengan metode bantuan teman dalam pembelajaran guling belakang pada kelas VII B SMP Negeri 3 Guntur Kabupaten Demak?
2. Apakah metode bantuan teman dapat meningkatkan pencapaian proses dan hasil kompetensi dasar pembelajaran guling belakang di kelas VII B SMP Negeri 3 Guntur Kabupaten Demak?
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kajian dalam penelitian ini seputar peningkatan kemampuan guling belakang dengan metode bantuan teman pada siswa kelas VII B SMP Negeri 3 Guntur Kabupaten Demak tahun pelajaran 2007/2008 dengan pembatasan materi sesuai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam Standar Isi mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan sebagai berikut :
1. Standar Kompetensi : Mempraktikkan teknik dasar senam lantai dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
2. Kompetensi dasar : 10.2 Mempraktikkan teknik dasar guling belakang serta nilai disiplin, keberanian dan tanggung jawab ( BSNP, 2006 : 7 ).
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan ruang lingkup penelitian yang dipilih, maka dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah cara penyajian pembelajaran dengan metode bantuan teman dalam pembelajaran guling belakang pada kelas VII B SMP Negeri 3 Guntur Kabupaten Demak?
2. Apakah metode bantuan teman dapat meningkatkan pencapaian proses dan hasil kompetensi dasar pembelajaran guling belakang di kelas VII B SMP Negeri 3 Guntur Kabupaten Demak?
D. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana cara menyajikan materi guling belakang dengan metode bantuan teman dalam pembelajaran senam lantai di SMP.
2. Untuk mengetahui apakah melalui pembelajaran dengan metode bantuan teman dapat meningkatkan proses dan hasil kompetensi kemampuan guling belakang dalam mencapai batas tuntas mata pelajaran Penjas Orkes di SMP.
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi kegiatan penelitian Penjas Orkes di SMP.
2. Secara praktis hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi, gambaran dan pemahaman tentang cara menyusun rencana pembelajaran, cara menyajikan pembelajaran, cara menilai hasil pembelajaran dan cara menganalisis pembelajaran siswa di SMP.
E. Definisi Istilah
1. Guling Belakang
Guling belakang adalah menggulingkan badan ke belakang, dimana posisi badan tetap harus membulat yaitu kaki dilipat, lutut tetap melekat di dada dan kepala ditundukkan sampai dagu melekat di dada ( Muhajir, 2005 : 147 ).
2. Bantuan Teman
Bantuan berarti barang yang dipakai untuk membantu, pertolongan, sokongan ( Depdiknas, 2001 : 105 ). Teman berarti kawan, sahabat ( Depdiknas, 2001 : 1164 ).
Bantuan teman dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai pertolongan yang dilakukan oleh kawan sekelasnya.
BAB II
LAPORAN KEGIATAN
A. Lokasi dan Sibjek Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di SMP Negeri 3 Guntur yang beralamat di Desa Tangkis, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak.
Sedangkan subyek penelitian adalah siswa kelas VII B yang berjumlah 40 siswa, terdiri dari 26 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.
B. Pelaksanaan Kegiatan
1. Perencanaan Kegiatan
Perencanaan kegiatan yang dilakukan adalah menyusun program pembelajaran dengan langkah-langkah : (1) perhitungan alokasi waktu, (2) pemetaan dan penyusunan program tahunan, (3) penyusunan program semester, (4) pengembangan silabus, (5) pengembangan system penilaian, dan (6) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dapat dijelaskan sebagai berikut : (1) mencantumkan identitas, yang berisi nama sekolah, mata pelajaran, kelas / semester, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, dan alokasi waktu, (2) mencantumkan tujuan pembelajaran, (3) Mencantumkan materi ajar, (4) mencantumkan metode pembelajaran, (5) mencantumkan langkah-langkah kegiatan yang terbagi menjadi kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti dan kegiatan penutup, (6) mencantukan sumber belajar, dan (7) mencantumkan penilaian.
2. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan sama dengan melaksanakan langkah-langkah kegiatan yang telah dibuat sebelumnya, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan guru membariskan siswa, mengabsen, menyampaikan informasi kompetensi dasar yang akan dicapai oleh siswa yaitu melakukan guling belakang. Guru juga menyampaikan apersepsi yaitu menghubungkan pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran yang akan disajikan, serta memberi motivasi tentang pentingnya kompetensi dasar yang akan disajikan. Setelah itu guru memimpin siswa melakukan warming up seperlunya untuk menghindari terjadinya cidera pada saat melakukan guling belakang.
Pada kegiatan inti pembelajaran, guru mempresentasikan materi guling belakang dengan metode ceramah dan demonstrasi. Dalam kegiatan inti ini guru menjelaskan sejelas mungkin kepada siswa dan memberi contoh tentang cara-cara melakukan guling belakang dan tahap-tahap yang harus dilakukan.
Dalam kegiatan penutup, guru membariskan siswa untuk melakukan cooling down dan evaluasi proses pembelajaran secara umum dan memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya.
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan berpedoman pada lembar pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya. Sesuai dengan Kompetensi Dasar yang tertera dalam Standar Isi, aspek yang diamati adalah (1) sikap disiplin, (2) keberanian, (3) tanggung jawab, ditambah dengan (4) kehadiran siswa, dan (5) motivasi mengikuti pelajaran.
4. Refleksi
Hasil pembelajaran guling belakang dievaluasi dan dinilai baik dengan tes maupun dengan non tes. Ketiga ranah yaitu psikomotor, afektif dan kognitif didapat dari pembelajaran guling belakang ini. Nilai psikomotor diperoleh dari tes guling belakang, nilai afektif diperoleh dari hasil pengamatan dan nilai kognitif diperoleh dari jawaban pertanyaan tentang guling belakang yang ditgaskan kepada siswa.
Hasil evaluasi yang telah berjalan baik yang positif maupun yang negative dicatat dan analisis kemudian direfleksikan kepada siswa.
Demikian kegiatan yang dilakukan dalam satu siklus sebagai prosedur penelitian, terdapat empat langkah utama yaitu perencanaan, pelaksanaan kegiatan, pengamatan, dan refleksi ( Murman, 2007 : 1 ).
C. Pengumpulan Data
Terdapat dua macam data dalam penelitian ini, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik tes guling belakang dan tes kognitif untuk mendapatkan data kuantitatif, dan teknik pengamatan untuk mendapatkan data kualitatif.
D. Analisis Data
Untuk keperluan analisis data kuantitatif diperoleh dari tes guling belakang dan tes kognitif yang dilakukan dua kali penilaian pada siklus I dan siklus II. Untuk keperluan analisis data kualitatif diperoleh dari kegiatan pengamatan sebagai data non tes. Pengamatan dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh gambaran secara objektif kondisi selama proses pembelajaran berlangsung serta mengamati sikap siswa selama penelitian dilakukan.
BAB III
LAPORAN HASIL KEGIATAN
Dari hasil tes awal guling belakang yang dilakukan terhadap 40 siswa kelas VII B SMP Negeri 3 Guntur Kabupaten Demak diperoleh hasil seperti yang tercantum dalam tabel berikut ini.
Tabel 1. Hasil Tes Awal Guling Belakang
Nilai
Jumlah Siswa
Persentase
70 – 74
65 – 69
60 – 64
55 – 59
50 – 54
45 – 49
3
4
17
9
5
2
7,5
10
42,5
22,5
12,5
5
Jumlah
40
100
Hasil tersebut di atas menunjukkan bahwa hanya terdapat 7 siswa atau 17,5 % yang memperoleh nilai mencapai batas tuntas yaitu 65. Dan masih terdapat 33 siswa atau 82,5 % yang belum mencapai batas tuntas.
A. Hasil Tes Siklus I
Setelah mengikuti proses pembelajaran guling belakang dengan metode bantuan teman pada siklus I diperoleh hasil nilai seperti tersebut dalam tabel 2 berikut ini :
Tabel 2. Hasil Tes Guling Belakang Siklus I
Nilai
Jumlah Siswa
Persentase
85 – 89
80 – 84
75 – 79
70 – 74
65 – 69
60 – 64
55 – 59
1
2
4
12
13
6
2
2.5
5
10
30
32,5
15
5
Jumlah
40
100
Berdasarkan hasil di table 2 di atas, siswa yang belum mencapai batas tuntas sebanyak 8 siswa atau 20 % dari 40 siswa yang dinilai. Sedangkan siswa yang sudah mencapai nilai 65 ke atas sebagai batas tuntas sebanyak 32 siswa atau 80 %. Dengan demikian dilihat dari ketuntasan belajar, siswa kelas VIIB mengalami kemajuan dari 17,5 % menjadi 80 %.
B. Hasil Non Tes Siklus I
Hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus I menunjukkan pada tingkat yang menggembirakan, artinya ketika proses pembelajaran gling belakakng dengan metode bantuan teman berlangsung, sebagian besar atau 85 % siswa menunjukkan sikap disiplin, keberanian, tanggung jawab dan kehadiran yang baik. Meskipun ada sebagian siswa yang masih merasa takut untuk melakukan gling belakang.
C. Hasil Tes Siklus II
Tindakan yang dilakukan pada siklus II hamper sama dengan kegiatan pada siklus I. gerakan guling belakang lebih ditekankan pada efisiensi dan keluwesan gerak. Berdasarkan pengalaman pada siklus I, semua kekurangan dan kesalahan dalam melakukan guling belakang dengan bantuan teman diperbaiki dan dibenarkan. Hasil yang diperoleh dari siklus II adalah sebagai berikut :
Table 3. Hasil Tes Guling Belakang Siklus II
Nilai
Jumlah Siswa
Persentase
90 – 94
85 – 89
80 – 84
75 – 79
70 – 74
65 – 69
60 - 64
1
3
7
13
8
7
1
2,5
7,5
17,5
32,5
20
17,5
2,5
Jumlah
40
100
Dari table 3 di atas dapat dikatakan peningkatan ketuntasan belajar dari 80 % menjadi 97,5 % atau 39 siswa. Karena jumlah siswa yang mencapai batas tuntas lebih dari 85 % maka kelas tersebut dikatakan tuntas dalam pembelajaran materi guling belakang sehingga pada pertemuan berikutnya dapat dilanjutkan pada materi yang lain.
D. Hasil Non Tes Siklus II
Hasil pengamatan pada siklus II meliputi sikap disiplin, keberanian tanggung jawab, kehadiran dan motivasi mengikuti pembelajaran menunjukkan data informasi bahwa hanya terdapat seorang siswa yang tidak berani melakukan guling belakang dengan metode bantuan teman. Hal itu disebabkan oleh rasa takut yang tidak dapat dihilangkan sehingga siswa tersebut terkesan kurang semangat dan tidak percaya diri dalam melakukan gerakan.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disampaikan simpulan sebagai berikut :
1. Metode bantuan teman merupakan salah satu metode yang dapat menambah rasa percaya diri dalam melakukan guling belakang.
2. Melalui metode bantuan teman dapat meningkatkan hasil pencapaian kompetensi pada pembelajaran guling belakang siswa kelas VII B SMP Negeri 3 Guntur Kabupaten Demak.
B. Saran
Dari simpulan di atas, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut :
1. Hendaknya guru memilih metode dengan bantuan teman dalam menyampaikan materi yang sulit terutama untuk menumbuhkan rasa percaya diri siswa.
Untuk melakukan penelitian sejenis dengan metode yang lain guna menambah khasanah ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam mengatasi masalah kesulitan mengajar.
Lampiran 4. : Biodata Peneliti
BIODATA PENELITI
1. N a m a : Drs. Sujarwo, M.Pd.
2. NIP : 132231003
3. Jabatan : Guru Dewasa Tk. I
4. Pangkat/Golongan : Penata Tk. I / III d
5. Tempat, tanggal lahir : Grobogan, 16 Pebruari 1970
6. Jenis Kelamin : laki-laki
7. Agama : Islam
8. Guru Mapel : Penjas Orkes
9. Masa Kerja : 09 tahun 03 bulan
10. Judul Karya Tulis : Peningkatan Kemampuan Guling Belakang dengan Metode Bantuan Teman pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 3 Guntur Kabupaten Demak.
11. Pendidikan Terakhir : Pascasarjana UNNES Program Magister ( S2 )
12. Program Studi : Pendidikan Olahraga
13. Status Perkawinan : Kawin
14. Unit Kerja : SMP Negeri 3 Guntur
15. Alamat Rumah : Jl. Pucang Argo Tengah III / 10 Perumnas Pucang Gading – HP 08122884184
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan hasil tes awal sebagian besar siswa kelas VII B SMP Negeri 3 Guntur Kabupaten Demak, kemampuan melakukan guling belakang dapat dikatakan masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes awal yang diberikan kepada siswa kelas VII B yang berjumlah 40 siswa, sebanyak 33 siswa atau 82,5 % tidak mampu mendapat nilai 65 sebagai batas tuntas dalam Kriteria Ketuntasan Minimal. Dugaan sementara yang menyebabkan keadaan seperti ini adalah pemberian materi senam khususnya senam lantai guling belakang dalam jenjang sekolah sebelumnya masih jarang diberikan. Sehingga sebagian besar siswa belum mengenal gerakan guling belakang.
Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Penjas Orkes khususnya pada materi yang cukup sulit seperti guling belakang ini diindikasikan karena guru tidak profesional yaitu materi disajikan secara seadanya dan kurang mendalam. Hal tersebut diperparah oleh kondisi sekolah yang tidak mendukung dengan tidak menyediakan fasilitas pembelajaran dan adanya pandangan yang keliru oleh sebagian Kepala Sekolah yang menganggap mata pelajaran Penjas Orkes hanya sebagai mata pelajaran pelengkap saja.
Seluruh materi dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan disajikan dengan tujuan untuk membantu siswa agar memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif. Adapun implementasinya perlu dilakukan secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan yang pada akhirnya siswa diharapkan dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri dan menghargai manfaat aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup seseorang, sehingga terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup aktif.
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas sangat dibutuhkan seorang guru yang profesional yang mampu merencanakan pembelajaran, mampu menyajikan pembelajaran, mampu melaksanakan penilaian pembelajaran, mampu menganalisis hasil penilaian serta mampu melaksanakan program perbaikan dan pengayaan sesuai dengan mata pelajaran yang diampu.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, dalam memberikan materi guling belakang pada senam lantai perlu dicarikan strategi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan siswa dan perkembangan zaman yaitu pembelajaran yang kontektual ( CTL / Contextual Teaching and Learning ). CTL adalah proses pembelajaran yang berkaitan erat dengan situasi nyata siswa di lapangan, sehingga siswa mampu mengkontruksi pengetahuan, ketrampilan dan sikap berdasarkan pada pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Dari pengalaman penulis dalam mengajar selama ini, kebanyakan siswa merasa takut untuk melakukan guling belakang secara sendiri-sendiri. Rasa takut itu lebih mengarah kepada perasaan takut cidera karena salah dalam melakukan gerakan. Untuk itu dipilih metode bantuan teman. Dalam metode ini seorang siswa secara tidak langsung membantu siswa lain dalam melakukan guling belakang. Atas dasar ancangan berpikir ini, pokok masalah yang dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah cara penyajian pembelajaran dengan metode bantuan teman dalam pembelajaran guling belakang pada kelas VII B SMP Negeri 3 Guntur Kabupaten Demak?
2. Apakah metode bantuan teman dapat meningkatkan pencapaian proses dan hasil kompetensi dasar pembelajaran guling belakang di kelas VII B SMP Negeri 3 Guntur Kabupaten Demak?
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kajian dalam penelitian ini seputar peningkatan kemampuan guling belakang dengan metode bantuan teman pada siswa kelas VII B SMP Negeri 3 Guntur Kabupaten Demak tahun pelajaran 2007/2008 dengan pembatasan materi sesuai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam Standar Isi mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan sebagai berikut :
1. Standar Kompetensi : Mempraktikkan teknik dasar senam lantai dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
2. Kompetensi dasar : 10.2 Mempraktikkan teknik dasar guling belakang serta nilai disiplin, keberanian dan tanggung jawab ( BSNP, 2006 : 7 ).
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan ruang lingkup penelitian yang dipilih, maka dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah cara penyajian pembelajaran dengan metode bantuan teman dalam pembelajaran guling belakang pada kelas VII B SMP Negeri 3 Guntur Kabupaten Demak?
2. Apakah metode bantuan teman dapat meningkatkan pencapaian proses dan hasil kompetensi dasar pembelajaran guling belakang di kelas VII B SMP Negeri 3 Guntur Kabupaten Demak?
D. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana cara menyajikan materi guling belakang dengan metode bantuan teman dalam pembelajaran senam lantai di SMP.
2. Untuk mengetahui apakah melalui pembelajaran dengan metode bantuan teman dapat meningkatkan proses dan hasil kompetensi kemampuan guling belakang dalam mencapai batas tuntas mata pelajaran Penjas Orkes di SMP.
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi kegiatan penelitian Penjas Orkes di SMP.
2. Secara praktis hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi, gambaran dan pemahaman tentang cara menyusun rencana pembelajaran, cara menyajikan pembelajaran, cara menilai hasil pembelajaran dan cara menganalisis pembelajaran siswa di SMP.
E. Definisi Istilah
1. Guling Belakang
Guling belakang adalah menggulingkan badan ke belakang, dimana posisi badan tetap harus membulat yaitu kaki dilipat, lutut tetap melekat di dada dan kepala ditundukkan sampai dagu melekat di dada ( Muhajir, 2005 : 147 ).
2. Bantuan Teman
Bantuan berarti barang yang dipakai untuk membantu, pertolongan, sokongan ( Depdiknas, 2001 : 105 ). Teman berarti kawan, sahabat ( Depdiknas, 2001 : 1164 ).
Bantuan teman dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai pertolongan yang dilakukan oleh kawan sekelasnya.
BAB II
LAPORAN KEGIATAN
A. Lokasi dan Sibjek Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di SMP Negeri 3 Guntur yang beralamat di Desa Tangkis, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak.
Sedangkan subyek penelitian adalah siswa kelas VII B yang berjumlah 40 siswa, terdiri dari 26 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.
B. Pelaksanaan Kegiatan
1. Perencanaan Kegiatan
Perencanaan kegiatan yang dilakukan adalah menyusun program pembelajaran dengan langkah-langkah : (1) perhitungan alokasi waktu, (2) pemetaan dan penyusunan program tahunan, (3) penyusunan program semester, (4) pengembangan silabus, (5) pengembangan system penilaian, dan (6) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dapat dijelaskan sebagai berikut : (1) mencantumkan identitas, yang berisi nama sekolah, mata pelajaran, kelas / semester, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, dan alokasi waktu, (2) mencantumkan tujuan pembelajaran, (3) Mencantumkan materi ajar, (4) mencantumkan metode pembelajaran, (5) mencantumkan langkah-langkah kegiatan yang terbagi menjadi kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti dan kegiatan penutup, (6) mencantukan sumber belajar, dan (7) mencantumkan penilaian.
2. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan sama dengan melaksanakan langkah-langkah kegiatan yang telah dibuat sebelumnya, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan guru membariskan siswa, mengabsen, menyampaikan informasi kompetensi dasar yang akan dicapai oleh siswa yaitu melakukan guling belakang. Guru juga menyampaikan apersepsi yaitu menghubungkan pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran yang akan disajikan, serta memberi motivasi tentang pentingnya kompetensi dasar yang akan disajikan. Setelah itu guru memimpin siswa melakukan warming up seperlunya untuk menghindari terjadinya cidera pada saat melakukan guling belakang.
Pada kegiatan inti pembelajaran, guru mempresentasikan materi guling belakang dengan metode ceramah dan demonstrasi. Dalam kegiatan inti ini guru menjelaskan sejelas mungkin kepada siswa dan memberi contoh tentang cara-cara melakukan guling belakang dan tahap-tahap yang harus dilakukan.
Dalam kegiatan penutup, guru membariskan siswa untuk melakukan cooling down dan evaluasi proses pembelajaran secara umum dan memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya.
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan berpedoman pada lembar pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya. Sesuai dengan Kompetensi Dasar yang tertera dalam Standar Isi, aspek yang diamati adalah (1) sikap disiplin, (2) keberanian, (3) tanggung jawab, ditambah dengan (4) kehadiran siswa, dan (5) motivasi mengikuti pelajaran.
4. Refleksi
Hasil pembelajaran guling belakang dievaluasi dan dinilai baik dengan tes maupun dengan non tes. Ketiga ranah yaitu psikomotor, afektif dan kognitif didapat dari pembelajaran guling belakang ini. Nilai psikomotor diperoleh dari tes guling belakang, nilai afektif diperoleh dari hasil pengamatan dan nilai kognitif diperoleh dari jawaban pertanyaan tentang guling belakang yang ditgaskan kepada siswa.
Hasil evaluasi yang telah berjalan baik yang positif maupun yang negative dicatat dan analisis kemudian direfleksikan kepada siswa.
Demikian kegiatan yang dilakukan dalam satu siklus sebagai prosedur penelitian, terdapat empat langkah utama yaitu perencanaan, pelaksanaan kegiatan, pengamatan, dan refleksi ( Murman, 2007 : 1 ).
C. Pengumpulan Data
Terdapat dua macam data dalam penelitian ini, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik tes guling belakang dan tes kognitif untuk mendapatkan data kuantitatif, dan teknik pengamatan untuk mendapatkan data kualitatif.
D. Analisis Data
Untuk keperluan analisis data kuantitatif diperoleh dari tes guling belakang dan tes kognitif yang dilakukan dua kali penilaian pada siklus I dan siklus II. Untuk keperluan analisis data kualitatif diperoleh dari kegiatan pengamatan sebagai data non tes. Pengamatan dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh gambaran secara objektif kondisi selama proses pembelajaran berlangsung serta mengamati sikap siswa selama penelitian dilakukan.
BAB III
LAPORAN HASIL KEGIATAN
Dari hasil tes awal guling belakang yang dilakukan terhadap 40 siswa kelas VII B SMP Negeri 3 Guntur Kabupaten Demak diperoleh hasil seperti yang tercantum dalam tabel berikut ini.
Tabel 1. Hasil Tes Awal Guling Belakang
Nilai
Jumlah Siswa
Persentase
70 – 74
65 – 69
60 – 64
55 – 59
50 – 54
45 – 49
3
4
17
9
5
2
7,5
10
42,5
22,5
12,5
5
Jumlah
40
100
Hasil tersebut di atas menunjukkan bahwa hanya terdapat 7 siswa atau 17,5 % yang memperoleh nilai mencapai batas tuntas yaitu 65. Dan masih terdapat 33 siswa atau 82,5 % yang belum mencapai batas tuntas.
A. Hasil Tes Siklus I
Setelah mengikuti proses pembelajaran guling belakang dengan metode bantuan teman pada siklus I diperoleh hasil nilai seperti tersebut dalam tabel 2 berikut ini :
Tabel 2. Hasil Tes Guling Belakang Siklus I
Nilai
Jumlah Siswa
Persentase
85 – 89
80 – 84
75 – 79
70 – 74
65 – 69
60 – 64
55 – 59
1
2
4
12
13
6
2
2.5
5
10
30
32,5
15
5
Jumlah
40
100
Berdasarkan hasil di table 2 di atas, siswa yang belum mencapai batas tuntas sebanyak 8 siswa atau 20 % dari 40 siswa yang dinilai. Sedangkan siswa yang sudah mencapai nilai 65 ke atas sebagai batas tuntas sebanyak 32 siswa atau 80 %. Dengan demikian dilihat dari ketuntasan belajar, siswa kelas VIIB mengalami kemajuan dari 17,5 % menjadi 80 %.
B. Hasil Non Tes Siklus I
Hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus I menunjukkan pada tingkat yang menggembirakan, artinya ketika proses pembelajaran gling belakakng dengan metode bantuan teman berlangsung, sebagian besar atau 85 % siswa menunjukkan sikap disiplin, keberanian, tanggung jawab dan kehadiran yang baik. Meskipun ada sebagian siswa yang masih merasa takut untuk melakukan gling belakang.
C. Hasil Tes Siklus II
Tindakan yang dilakukan pada siklus II hamper sama dengan kegiatan pada siklus I. gerakan guling belakang lebih ditekankan pada efisiensi dan keluwesan gerak. Berdasarkan pengalaman pada siklus I, semua kekurangan dan kesalahan dalam melakukan guling belakang dengan bantuan teman diperbaiki dan dibenarkan. Hasil yang diperoleh dari siklus II adalah sebagai berikut :
Table 3. Hasil Tes Guling Belakang Siklus II
Nilai
Jumlah Siswa
Persentase
90 – 94
85 – 89
80 – 84
75 – 79
70 – 74
65 – 69
60 - 64
1
3
7
13
8
7
1
2,5
7,5
17,5
32,5
20
17,5
2,5
Jumlah
40
100
Dari table 3 di atas dapat dikatakan peningkatan ketuntasan belajar dari 80 % menjadi 97,5 % atau 39 siswa. Karena jumlah siswa yang mencapai batas tuntas lebih dari 85 % maka kelas tersebut dikatakan tuntas dalam pembelajaran materi guling belakang sehingga pada pertemuan berikutnya dapat dilanjutkan pada materi yang lain.
D. Hasil Non Tes Siklus II
Hasil pengamatan pada siklus II meliputi sikap disiplin, keberanian tanggung jawab, kehadiran dan motivasi mengikuti pembelajaran menunjukkan data informasi bahwa hanya terdapat seorang siswa yang tidak berani melakukan guling belakang dengan metode bantuan teman. Hal itu disebabkan oleh rasa takut yang tidak dapat dihilangkan sehingga siswa tersebut terkesan kurang semangat dan tidak percaya diri dalam melakukan gerakan.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disampaikan simpulan sebagai berikut :
1. Metode bantuan teman merupakan salah satu metode yang dapat menambah rasa percaya diri dalam melakukan guling belakang.
2. Melalui metode bantuan teman dapat meningkatkan hasil pencapaian kompetensi pada pembelajaran guling belakang siswa kelas VII B SMP Negeri 3 Guntur Kabupaten Demak.
B. Saran
Dari simpulan di atas, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut :
1. Hendaknya guru memilih metode dengan bantuan teman dalam menyampaikan materi yang sulit terutama untuk menumbuhkan rasa percaya diri siswa.
Untuk melakukan penelitian sejenis dengan metode yang lain guna menambah khasanah ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam mengatasi masalah kesulitan mengajar.
Lampiran 4. : Biodata Peneliti
BIODATA PENELITI
1. N a m a : Drs. Sujarwo, M.Pd.
2. NIP : 132231003
3. Jabatan : Guru Dewasa Tk. I
4. Pangkat/Golongan : Penata Tk. I / III d
5. Tempat, tanggal lahir : Grobogan, 16 Pebruari 1970
6. Jenis Kelamin : laki-laki
7. Agama : Islam
8. Guru Mapel : Penjas Orkes
9. Masa Kerja : 09 tahun 03 bulan
10. Judul Karya Tulis : Peningkatan Kemampuan Guling Belakang dengan Metode Bantuan Teman pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 3 Guntur Kabupaten Demak.
11. Pendidikan Terakhir : Pascasarjana UNNES Program Magister ( S2 )
12. Program Studi : Pendidikan Olahraga
13. Status Perkawinan : Kawin
14. Unit Kerja : SMP Negeri 3 Guntur
15. Alamat Rumah : Jl. Pucang Argo Tengah III / 10 Perumnas Pucang Gading – HP 08122884184
Langganan:
Postingan (Atom)