Sabtu, 20 Maret 2010
GULAT : MAGANG PELATIH GULAT KE KOREA
Kami bertiga : Sujarwo dari Jawa Tengah, Surya Saputra dari Kalimantan Selatan dan Moh. Yasser Gregorias dari Jawa Timur diberi kesempatan oleh PB PGSI untuk magang sebagai pelatih gulat di Korea Selatan. Tim berangkat dari bandara internasional Soekarno Hatta pada hari Rabu tanggal 2 Desember 2009 pukul 22.00 WIB dengan pesawat KOREAN AIR. Perjalanan ditempuh selama 5 jam lebih 15 menit sampailah di bandara Inceon dengan suhu udara sekitar 8 derajat Celcius. Kami mendarat di sana sekitar pukul 5 pagi. Waktu Korea Selatan lebih cepat 2 jam dibanding dengan WIB. Setiba disana kami disambut oleh Mantan Pelatih Gulat Tim Nasional Indonesia YOU MOUNG AN. Dengan naik bus bandara kami menuju kota GWANG JU, perjalanan ditempuh selama kurang lebih 5 jam melalui jalan bebas hambatan.
Di sana kami magang di 3 sekolah olahraga dan 1 Universitas yaitu pada : Physical Education Midle School, Physical Education High School di Kota Gwang Ju dan pada Physical Education High School di kota Muan serta pada Chosun University.
Banyak ilmu dan pengalaman yang kami dapat selama magang di sana. Yang jelas pada intinya :
1. Pegulat dicetak dan mulai belajar berlatih gulat sejak kelas 1 SMP (sebelum itu tidak diperbolehkan).
2. Latihan dilakukan secara kontinyu setiap hari, pagi selama 1 jam dan sore selama 3 jam (untuk sekolah setingkat SMA latihan ditambah siang hari selama 1 jam pada hari-hari tertentu) sehingga kondisi fisik selalu terjaga tanpa harus melalui TRAINING CENTRE secara khusus menjelang suatu kejuaraan.
3. Latihan Teknik diberikan kepada setiap anak sampai anak betul-betul menguasai sampai dapat melakukan teknik tersebut secara efektif dan efisien (terkadang satu hari atau lebih hanya mempelajari 1 macam teknik saja).
4. Sarana dan prasarana fasilitas latihan terpenuhi (Setiap sekolah mempunyai minimal 2 lapangan/ matras gulat yang dipasang secara permanen (tidak bongkar-pasang) serta memiliki fasilitas weight training yang memadai.
5. Semua atlet diasramakan di sekolah, sehingga pada jam-jam latihan (pagi/sore) tidak ada anak yang terlambat datang ke tempat latihan. Bagi anak yang sedang cidera, kepadanya diberikan porsi latihan secara khusus.
6. Selama latihan, anak tidak diberikan waktu untuk istirahat secara khusus akan tetapi istirahat aktif diberikan disela-sela pengarahan dari pelatih saja (anak tidak ada yang duduk untuk istirahat).
7. Setiap sekolah memiliki minimal 3 orang pelatih, yaitu pelatih kepala, pelatih gaya grego dan pelatih gaya bebas.
8. Bagi pegulat sekolah yang berprestasi ditingkat nasional, dilatih secara khusus dan dipusatkan di kota SEOUL.
Program magang ini berakhir pada tanggal 15 Januari 2010. Pada saat itu di Korea Selatan sudah musim salju dan suhu udara pada saat akan pulang berkisar sekitar -11 derajat Celcius. Sungguh sangat kedinginan. Kami kembali ke Indonesia dengan membawa segunung harapan dan impian untuk memajukan prestasi gulat nasional untuk mengembalikan prestasi gulat Indonesia yang pernah jaya di Kawasan Asia Tenggara dan mampu berbicara di tingkat Asia maupun Dunia/Olimpiade. Semoga terkabul. Amin...amin....amin.
Kami tiba di Indonesia dengan selamat, dan....... salju yang kami bawa dari Korea Selatan sebagai oleh-oleh buah tanganpun hilang mencair ha.....ha.....ha......
Langganan:
Postingan (Atom)